Sabtu, 30 Maret 2013

Pertumbuhan Penduduk


Pertumbuhan penduduk adalah perubahan dalam bilangan penduduk sepanjang masa, yang boleh dikira sebagai perubahan bilangan individu dalam sesebuah populasi melalui sukatan secara sepanjang suatu tempoh.

Kadar pertumbuhan penduduk manusia

Kadar pertumbuhan penduduk manusia seluruh dunia terus menurun sejak memuncak pada tahun 1962 dan 1963 pada kadar 2.20% setahun. Pada tahun 2007, kadar pertumbuhan adalah 1.19% setahun. Seratus tahun yang lalu telah memperlihatkan pertumbuhan penduduk yang pesat disebabkan kemajuan perubatan dan pertambahan daya pengeluaran pertanian secara mendadak hasil Revolusi Hijau.
Pertumbuhan bilangan manusia tahunan sebenar jatuh dari kemuncak 87.8 juta pada tahun 1989, ke paras 74.6 juta pada tahun 2003, selepas itu naik ke paras 77.0 juta pada tahun 2009. Pertumbuhan penduduk masih tinggi terutamanya di Timur Tengah dan Afrika Sub-Sahara, begitu juga di Asia Selatan, Asia Tenggara, dan Amerika Latin.
Sesetengah negara mengalami pemerosotan jumlah penduduk, terutamanya di Eropa Timur (disebabkan kadar kesuburan rendah dan penghijrahan). Di Selatan Afrika, pertumbuhan penduduk terbantut kerana banyaknya kematian akibat HIV. Sesetengah negara Eropa Barar turut mengalami penurunan jumlah penduduk. Bilangan penduduk Jepun juga mula menurun pada tahun 2005

Pertumbuhan berlebihan dan penurunan

Bilangan penduduk yang melebihi keupayaan tampung sesebuah kawasan atau persekitaran menimbulkan masalah penduduk berlebihan. Ini mungkin disebabkan oleh pertumbuhan penduduk atau penurunan muatan kawasan tersebut. Pertambahan penduduk manusia secara mendadak boleh menimbulkan masalah seperti pencemaran dan kesesakan lalu lintas, yang boleh diburukkan lagi ataupun dipulihkan oleh perubahan teknologi dan ekonomi. Begitu juga, sesebuah kawasan mengalami kekurangan penduduk jika bilangan penduduknya tidak cukup untuk menampung sistem ekonominya (rujuk penurunan populasi).

Kerukunan Umat Beragama Mulai Tidak Harmonis


Persoalan kerukunan, harmoni, kebersamaan dan atau lainnya serupa itu, semakin menarik dibicarakan banyak orang. Orang semakin membutuhkan suasana rukun dan damai, tidak terkecuali antar ummat beragama. Mungkin sudah semakin disadari, bahwa sifat egois, merasa benar sendiri, mengganggu perasaan atau menyinggung hati orang lain dan akhirnya mengakibatkan tidak rukun dan bahkan konflik, mulai dianggap tidak pantas dan harus ditinggalkan.



Selain itu juga, bahwa kerukunan dan hidup harmonis antar sesama yang berbeda-beda itu adalah hal yang baik, penting, dan harus diwujudkan bersama. Namun persoalannya, ternyata melaksanakannya tidak mudah. Orang yang mengajak rukun pun ternyata juga belum tentu berhasil membangun kerukunan. Ajaran agama apapun kiranya mengajak umatnya untuk membina kedamaian, saling kasih sayang, dan tolong menolong. Namun pada kenyataannya, tidak jarang agama justru menjadi pemisah di antara pemeluk yang berbeda. Akhirnya, agama seolah-olah menjadi pagar pembatas berkomunikasi.

Selama ini di antara orang yang berbeda agama, aliran, sekte atau apalagi, seolah-olah terpisah dan tidak saling menyapa secara bebas dan terbuka. Akibatnya di antara mereka tidak saling mengetahui dan memahami. Mungkin saling menjaga jarak itu dilakukan, agar tidak mengganggu. Akan tetapi sebenarnya juga terdapat kekurangannya, yaitu menjadi saling tidak mengerti.


Hubungan di antara orang-orang yang saling tidak mengerti dan tidak memahami akan melahirkan saling tidak menghargai. Demikian pula selanjutnya, orang yang tidak saling menghargai maka akan sama-sama terganggu. Maka yang terjadi selanjutnya adalah salah paham, dan akibatnya terjadi rawan konflik yang seharusnya selalu dihindari.

Kejahatan di Kota Sering Terjadi Bila Dibandingkan di Desa


Kejahatan adalah tiap kelakuan yang bersifat tidak susila dan merugikan, dan menimbulkan begitu banyak ketidaktenangan dalam suatu masyarakat tertentu, sehingga masyarakat itu berhak untuk mencelanya dan menyatakan penolakannya atas kelakuan itu dalam bentuk nestapa dengan sengaja diberikan karena kelakuan tersebut.
Kejahatan memang dapat merugikan semua orang yang menjadi korban dalam kejahatan itu sendiri dan kejahatan itu tidak aka pernah ada habisnya oleh karena itu orang yang melakukan kejahtan merupakan orang-orang yang tidak bermoral dan tidak mempunyai penunjang yaitu pendidikan moral bagi mereka,kejahatan seseorang juga bukan karena dia jahat tetapi karena memang mereka belum ada kesempatan untuk melakukan kejahatan itu sendiri.
Ada beberapa ciri yang dapat digunakan sebagai petunjuk untuk membedakan antara desa dan kota.Antara lain sebagai berikut ;
  •   Kota memiliki penduduk yang jumlahnya lebih banyak dibandingkan desa.
  •   Lingkungan hidup di pedesaan sangat jauh berbeda dengan diperkotaan.Lingkungan pedesaan terasa lebih dekat dengan alam bebas,udaranya bersih,sinar matahari cukup dan lain sebagainya.Sedangkan dilingkungan perkotaan yang sebagian besar dilapisi beton dan aspal,bangunan-bangunan menjulang tinggi dan pemukiman yang padat.
  •   Kegiatan utama penduduk desa berada di sector ekonomi primer yaitu bidang agraris(pertanian)
  •   Corak kehidupan social di desa dapat dikatakan masih homogin(satu jenis),sebaliknya dikota sangat heterogin(beraneka ragam) karena disana saling bertemu berbagai suku bangsa,agama,kelompok dan masing-masing memiliki kepentingan yang berlainan.
  •   Sistem pelapisan social di kota jauh lebih kompleks daripada di desa.
  •   Mobilitas (kemampuan bergerak) social di kota jauh lebih besar daripada di desa.
  •   Bila terjadi pertentangan,di usahakan untuk dirukunkan,karena memang prinsip kerukunan inilah yang menjiiwai hubungan sosial pada masyarakat pedesaan,
  •   Jumlah angkatan kerja yang tidak mempunyai pekerjaan tetap di pedesaan jauh lebih besar daripada di perkotaan.
Oleh karena itu kejahatan lebih sering terjadi di kota daripada di desa karena di desa segala permasalahan di selesaikan dengan musyawarah yang menciptakan kedamaian dan saling menghormati sesama masyarakat yang menciptakan rukun sehingga tingkat terjadinya kejahatan semakin kecil. Sebaliknya di kota sering terjadi kejahatan dikarenakan ke egoisan, iri hati, ingin berkuasa, dan kesombongan sehingga kurang ada nya kerukunan dan ketertiban yang berujung pada tindakan kejahatan.